Selasa, 27 Juli 2010

My first wajanbolic finally runs...

Akhirnya...
Setelah terkendala segala macam urusan dan kesibukan, akhirnya rencana pembuatan wajanbolic terlaksana juga. Setelah warawiri ngumpulin bahan bahan yang diperlukan plus surfing di internet untuk mendapatkan referensi terbaik, wajanbolic pertama saya berjalan dengan mulus.

Berikut persiapan yang dilakukan.
1. Pipa paralon ukuran 3 inch


2. Dop pipa pralon ukuran 3 inchi dua buah


3. Wajan (beli baru nih!) ukuran diameter 30cm

4. Kabel UTP merk belden
5. kabel extension USB
6. USB wifi
7. Selotip
8. Alumunium foil
9. Peralatan cutter, obeng, gunting dll.
10. Pipa pralon ukuran 1/2inchi untuk dudukan wajanbolic

Setelah semua siap, langkah pertama adalah membuat kabel USB extender, yaitu perpanjangan kabel USB dari yg sekitar 1 meteran menjadi 15 meter dengan menggunakaan media kabel UTP.
Kabel USB sendiri terdiri atas 4 kabel kecil (hijau, biru, merah, putih). Sedangkan kabel UTP terdiri atas 8 kabel kecil (orange, orange putih, coklat, coklat putih, hijau, hijau putih, biru, biru putih). Untuk menyambungkan kabel USB dengan kabel UTP, saya menggunakan urutan sebagai berikut:

UTP ---------------------------> USB
Oranye-orangeputih (2 kabel) --> Merah
Hijau-hijauputih (2 kabel) --> Hijau

Biru-biruputih (2 kabel) --> Putih

Coklat (1 kabel) --> Hitam

Coklatputih (1 kabel) --> Ground (tidak disambungkan)


Urutan tersebut saya dapatkan dari satu sumber, dalam beberapa sumber urutannya tidak seperti itu. Menurut saya urutan ini paling mudah dibuat dan sampai saat ini tidak pernah ada masalah. Perlu diketahui, kabel UTP yang digunakan untuk membuat USB extender ini HARUS
KABEL BELDEN ASLI. Menggunakan kabel UTP abal-abal seperti Belden lokal atau merk Telebit bisa dipastikan tidak akan berhasil.


Gunakan solder agar sambungan kuat, dan gunakan pipa pralon ukuran kecil untuk membungkus sambungan agar tidak mudah lepas dan terhindar dari guyuran air hujan.

Setelah dilakukan pengetesan dengan flashdisk ternyata memuaskan, kabel usb extender bisa dengan mulus membaca flashdisk. Pada beberapa mainboard memang perlu dilakukan downgrade versi USB dari versi 2.0 menjadi versi 1.1. Cara melakukan down-grade bisa disetting di BIOS mainboard, atau cara yang lebih simple yaitu setting dari Device Manager nya Windows.
Caranya bisa dilihat DISINI

Setelah yakin bisa membaca flashdisk, lalu saya coba membaca USB Wifi adapter merk TP Link dengan menggunakan kabel Extender. Device terbaca tapi tidak dikenal! Saya sempet frustrasi dengan hal ini, untuk lebih meyakinkan, saya coba bikin kabel USB extender yang lebih pendek, yaitu ukuran 3 meter. Ternyata dalam ukuran 3m, USB wifi TP Link dapat terbaca. Pikir saya ini adalah masalah di laptop saya yang emang sudah jadul. Benar saja, ternyata kabel extender 15meter bisa membaca semua device usb termasuk USB wifi TP Link di komputer lain, dalam hal ini saya coba di komputernya pak Lilik (thanks to Pa Lilik...) tetangga saya.

Langkah selanjutnya yaitu merakit wajanbolic. Wajan dilubangi bagian tengah, (bisa minta bantuan tukang las disekitar rumah anda), lalu pasang dop pralon pada wajan dengan menggunakan baud:


Lalu potong pipa pralon ukuran 3inchi dengan aturan rumus wajanbolic dari Kang Ono, yaitu:

fokus = (diameter wajan ^ 2) / (16 x kedalaman wajan)

Bungkus pipa pralon pada bagian diluar jarak fokus dengan menggunakan alumunium foil.
Lubangi pipa dengan jarak 5.3cm dari ujung bagian yang dibungkus alumunium foil. Lubang ini gunanya untuk memasukan usb wifi.

Hasil akhirnya menjadi seperti berikut:



Bagian yang mencuat keluar dari dalam pipa adalah antene USB Wifi TP Link. Pada beberapa model USB Wifi antene ini tidak ada. Jadi tidak masalah mau ada antenenya atau tidak.


Untuk melakukan pengetesan, sebagai "korban" pertama saya datangin rumahnya pak Zuhri, rumah beliau saya jadikan pilot project dengan pertimbangan jarak yg cukup jauh sekitar 200 meter dari rumah saya. Posisi antene kita coba letakan di beberapa posisi. Hari pertama pengetesan gagal, saya sempat dibikin bingung. Sinyal wifi router yang dipancarkan dari atas atap rumah saya terbaca tapi tidak bisa koneksi.

Akhirnya malam harinya saya coba di rumah Pak Lilik yang jaraknya tidak terlalu jauh, sekitar 30 meter dari rumah saya. Di rumah pak Lilik ini akhirnya saya temukan permasalahan kenapa koneksi dari rumah pak Zuhri gagal, ternyata koneksi wifi nya harus menggunakan utility bawaan TP Link!!! Jangan menggunakan koneksi wifi settingan windows.

Hari minggu depannya saya janjian lagi dengan Pak Zuhri untuk mencoba pemasangan di rumah beliau, dibantu saudaranya yaitu pak Harry. Dengan bantuan pak Harry ini akhirnya sukses juga melakukan koneksi LAN ke jaringan BHC.NET, demikian pula koneksi internet berjalan dengan baik.

Berikut hasil capture status konektifitas wajanbolic yang diperoleh:


Perhatikan, beberapa sinyal wifi terdeteksi! Sinyal terkuat didapatkan pada BHC.NET yang berjarak 200meter dari posisi wajanbolic. Sedangkan sinyal wifi lain entah dari mana datangnya. Tapi saya kira dari jarak yang cukup jauh diluar komplek perumahan.



Kekuatan sinyal terbaca sebagai GOOD, artinya cukup kuat dan stabil.

Gambar diatas menunjukkan speed internet yang diperoleh di rumah pak ZUhri dengan menggunakan wajanbolic sebagai media penerima sinya wifi router dari rumah saya.

Hasil akhir setelah wajanbolic dipotong "kupingnya" dan diberi dudukan dari pipa pralon agar posisi wajanbolic bisa diatur:



3 komentar: